Begitu ku pandang wajahnya, tersentak rasa kagum akan kecantikan bidadari yang berdiri di depanku, ada perasaan yang terasa mendorong diriku untuk terus memandang wajahnya, teringat sejenak akan sebuah nasyid Aa Gym, “berbahagia orang-orang yang mencintai keindahan”, sungguh aku terkagum dengan wajahnya nan indah, juga tutur katanya dengan bahasa sambas yang cukup kental dan cukup enak didengar, cukup lembut, sehingga hampir saja aku tidak mendengar apa yang ia katakan, “Kakak tidak tahu mau jawab apa”, sekilas ucapan bidadari yang masih berdiri didepanku.” Samalah kak, saya juga tidak ngerti, mau jawabnya aja belum tentu bisa, belum lagi menerjemahkannya dan menjelaskannya dalam bahasa Inggris”, kataku padanya.
“iya dek, kakak tadi setelah adek ngasihkannya ke kakak, kakak lihat sekilas, dalam benak kakak udah bilang kakak tdk bisa menjawabnya, tapi belum dicoba sih”, tuturnya dengan bahasa sambas yang cukup kental dan mudah dimengerti.
“coba dululah kak, saya juga masih mengira2, belum di coba, belum di coba belum tahu kak’
“iyalah, nanti kakak coba menjawabnya, tapi kalau dilihat sekilas sih kayaknya susah untuk di jawab, bahsanya kakak tidak mengerti”
“Masa’ sih kak, tdk ngerti dengan bahasanya, bahsanya sih bagi sya cukup mudah di mengerti, tetapi mau mengerjakannya yang sulit”
“kalau adek sih pandai bahasa inggris, kalau kakak kemarin aja belum berani mau ngambil mata kuliah bahasa inggris”
“ kakak sih tdk ngambil bukan karena tdk pandai bahasa inggris, saya tahu mengapa kakak tidak ngambil?”
“apa?”
“tadi kakak bilang IP smster 2 kurang lebih dengan Ip saya sekarang,heheh”
“iya sih, sukron ya dek udah ngasihkannya sma kakak, tapi besok belum tentu juga kakak bisa masuk, besok kakak ngajar sampai jam 13.00, B.Inggris masuk jam berapa?”
“masuknya jam 12.30, masih sempat tu kak dikejar, biar agak telat sedikit”
“iyalah, besok kakak usahakan bisa masuk, kalau tidak ngulang sekarang, kapan lagi mau ngulang, kapan selesainya”
“ betul tu kak, lagi ada kesempatan, manfaatkan sebaik-baiknya”
“iya dek”
“udah dulu ya kak, sukron ya, assalamualaikum..”
“wa’alaikumsalam...”
Langsung akiu meninggalkan bidadari yang tadi menemaniku sekitar 5 menit, aku sungguh terpesona dengannya, tidak hanya dari wajahnya nan indah menusuk sukma, tetapi dari tutur katanya yang cukup sopan, indah menunjukkan dia orangnya cukup dewasa dan memiliki ruhiyyah yang mantap. Selama ini aku sering berkomunikasi dengannya hanya lewat SMS, yang kami bahas tidak jauh dari masalah kuliah dan masalah tarbiyah.
Pernah sesekali bertemu dengannya, tatpi hanya sekilas, itupun tidak kelihatan wajahnya, karena tertutup helm. Sebenarnya aku tidak begitu ingat dengan wajah kakakku itu, pernah bersua ketempat tinggalnya waktu masih berstatus MABA, itu pun tdk terlalu memandang wajahnya. Mungkin kalau siang tadi yang keluar menemuiku didepan teras adalah temannya dan mengaku dia itu kakakku, mungkin aku percaya saja, karena kau sungguh lupa dengan wajahnya, dan selama ini aku hanya kenal dengan perkataanya lewat SMS dan kadang-kadang lewat Telepon.
Siang itu aku tidak terlintas sedikitpun akan bertemu dengannya, berawal dari sebuah SMS dari kakakku itu, ia menanyakan MK bhs inggris, karena kakaku belum mengambil MK bhs ingris pada smstr lalu, ia mau ngambil pd smstr ini, pertemuan kami berawal dari SMS itu.
Sekilas awal aku berkenalan dengan kakakku. Aku berkenalan dengannya saat statusku masih calon MABA, saat itu aku dikenalkan oleh seorang seniorku yang nun jauh dimata, di Jogja, tapatnya ia kuliah di UAD, ia mengenalkanku dengan kakakku itu via SMS.
“assalamualaiku, apa kbr?” new message di Inbox-ku
“wa’alaikumsalamwrwb, alhamdulillah baik bang, abg apa kbr?”
“alhamdulillah baik juga,  kuliah dimana?”
“ di FKIP Untan bang, prodi pendidikan matematika’ jawabku dengan sedikit bangga, karena statusku sebentar lagi jadi mahasiswa, heheh
“ow, syukurlah, abg doakan sukses”
“amin, abg juga  smg skses dan cepat selesai kuliah”
“amin, abg ada teman di prodi pendidikan matematika, namanya kak xxxx, nanti sam bisa minta bantu kak xxxx untuk mencarikan info-info kuliah”
“boleh tu bang, minta nomornyalah!”
“nomornya 0852 xxxx xxxx, nanti konsultasi aj sm bliau”
“insyaallah bang, syukron bang”
“ia ,’afwan, udh dlu ya, assalamwrwb”
“wa’alaikumslmwrwb”
Sejenak aku merenung, seperti apa kak xxxx itu, sekilas aku membayangkan kak xxxx itu seperti cwe2 kebanyakan, “ apa mau dia mendengar keluhanku?” benakku bicara. Sehingga sekian lama nomor HP-nya ku pendam dalam phonebook-ku. Sehingga sampai aku pun lupa dengan pesan seniorku dan nomor kak xxxx itu terhapus.
Pada suatu malam, tepatnya sudah memasuki bulan Ramadhan, aku menerima sebuah SMS saat tadarrusan.
“assalamwrwb, benar ini .......?” new message di inbox-ku.
“wa’alaikumsalamwrwb, benar, ini sp ya?” balasku dengan penuh tanya.
“ini kak xxxx, temannya bang xxxx”
“owh, kak xxxx, ia kmrin ada bang xxxx pesan untuk menghubungi kakak, tapi lupa”
“iya tdk apa-apa”
SMS kami pun berlanjut, sampai membicarakan masalah tarbiyyah
“adek ikut tarbiyah dengan kelompok dari mana?, maksudnya yang mengadakan tarbiyah itu lembaga apa?” tanya kakakku.
“kelompok PKS, kader PKS yang mengadakan liqo’an, MR-nya pun kader PKS”
“ow, kita skufu lah klw bgtu”
Sampai pada suatu malam, masih bulan Ramadhan, aku sangat bingung masalah tempat tinggal di Pontianak. Sebenarnya kau sudah ada tempat tinggal yang bagiku sangat cocok, tapi aku mendengar bahwa tempat tin ggal yang akan aku tinggali nanti adalah tempat para mahasiswa yang liberalis, aku bertambah bingung, “ apa iya, tempat itu demikian?” tanyaku kepada mahasiswa KKM yang telah mengatakan tempat itu sarangnya mahasiswa liberal. Bertapatan saat seminggu sebelum Ramadhan desa kami didatangi oleh kelompok KKM dari salah satu sekolah tinggi di daerah.
“iya, saya sangat yakin, karena di tempat itu penghuninya kebnyakan dari XXX (salah satu organisasi Mahasiswa islam) yang sekarang terkenal liberalis” kata abang yang ikut KKM
“ owh, saya belum tahu juga tentang itu, nanti syay ferivikasi lagi”
“oke, kamu berhati2 saja kalau tionggal disitu, takutnmya kamu terpengruh”. Tambah salah seorang abang yang ikut KKM
Begitu malamnnnya aku kionsultasi dengan kakakku itu, ia sangat tanggap dengan keluhan yang aku sampaikan layaknya kakak dan adik kandung.
“adek, dapat info tsb dari mana? Feriviksai dulu datanya, adek juga blm taukan kondisi tempatnya?” ungkapnya melalui telpon seluler dengan nada keibuannya.
“ia sih kak, kakak tau kan dg XXX(salah satu organisasi mahasiswa islam), dan sudah terkenal dengan liberalnya?” balasku dengan nada akrab seperti adik dan kakak kandung.
“ia, tapi tempatnya kakak kurang tau, kakak pun baru dengar tempatnya. Nanti kakak ferivikasi lagi”.
“iyalah kak, sukron”
“iya, ‘afwan,assalamualaikm”. Kakakku mengakhiri percakapan.
“wa’alaikumsalam”.

Setelah bebrapa lama, sesaat setelah aku resmi menjadi MAB, dan saat ospek, lagi-lagi aku mengadu kepada kakakku, karena aku mulai yakin ia bukan cwe kebanyakan. Karena benar tempat yang aku tinggali itu seperti apa yang dikatakan oleh abang yang ikut KKM, aku mengadu kepada kakakku.
“kak hatiku sangat galau, semenjak tiba di pontianak sampai sekarang tidak merasakan ketenangan, seperti yang pernah saya bilang ke kakak tempat ini sama seperti yang saya katakan”. Keluhku saat menelepon kakakku.
“iya ke dek, kakak tidak tega liah adek begini, jadi solusi yang akan adek ambil apa?” balasnya dengan nada akrab seperti kakak kandungku.
“entahlah kak, tidak tau mau tinggal dimana, kalau mau kost kasian orang tua di kampung, kakak tau aja dengan kondisi kost-an”.
“iya, kakak faham, bagaimana kalau adek tinggal di asrama saja, kakak ada kawan di asrama, nanti kakak konfirmasi sama kawan kakak, bagaimana?”
“boleh tu kak!”
“nanti adek ke tempat kakaklah, skalian silaturahmi dengan kakak”.
“iyalah kak, insyaallah habis isya kesana”.
“iya, kakak tunggu ya”.
“sip”.
“udah dulu ya, assalamualikumwrwb”. Dia mengakhiri percakapan.
“wa’alaikumwrwb”. Jawabku.
Pada malam itulah, sekitar setelah isya aku dan temanku silaturahmi pertama kalinya ketempat kakakku itu, itulah pertemuan pertama kami.
Itulah sekilas perkenalan aku dan kakakku yang cantik seperti bidadari, seakan ia adalah kakak kandungku.
Kakakku kuliah sama prodi denganku, ia sekarang semester 7 dan sedang PPL. Ia asli sambas, bahasanya pun cukup kental dengan bahasa sambas dan lugas dan mudah dimengerti. Ucapannya indah, akan terlena siapapun yang mendengarkannya. Aku sungguh mengagumi kakakku itu, ia merupakan tempat curhatku, tempat aku berkeluh kesah. Sungguh beruntung siapapun yang akan menjadkannya sebagai istri. Ia sholehah, terlihat dari busana yang sehari-hari ia pakai, saat aku bertemu dengannya, ia selalu memakai jilbab yang panjang, pastinya menutup aurat, bukan seperti kebanyakan muslimah yang asal-asalan memakai jilbab. Sekali lagi aku sangat mengaguminya, aku ingin menatap wajahnya nan indah menyejukkan hati, dan tutur katanya yang halus, sopan dan indah, serta bahasa sambasnya yang cukup kental dan mudah dimengerti.
Uhibbuki kakakku, kehadiranmu menjadikan hari-hariku terasa indah, berkat nasihatmu, aku selalu terjaga, aku kagum denganmu, semoga dirimu menjadi muslimah sholehah dan mendapatkan pasangan yang sholeh. Amin...
Description: Rating: 4.5 Reviewer: Pak Sam ItemReviewed:
Posted by:Mbah Qopet
Admin Pembelajar Updated at: 09.26

0 comments

Posting Komentar

Blogroll