Serba-serbi sambas

jalan-jalan ke pasar Tabas, di sie ade jual pengipas.
Mun udah jalan-jalan ke Sambas, daan sah mun balom makan bubor paddas”

“dari saing ke tangga’ ammas, singgah dolok di sungai pinang,
Dare laing usah nak cammas, habis bulan di antar pinang”

“jalan-jalan kek kartiase, disie banyak urang jual pegage.
Udah lamak daan be jumpe, mun be jumpe bukan agek rasenye”


Saat pertama kali menjejakkan kaki di ibu kota Khatulistiwa, bahasa Sambas bukanlah bahsa yang asing, ternyata orang-orang disini sudah tak merasa asing dengan bahasa tersebut yang merupakan bahasa yang sehari-hari aku gunakan saat di Masji tempat aku tinggal. Bagiku bahasa Sambas sangat khas dan unik, aku suka dan bangga menggunakannya di saat orang-orang belagak berbahsa Indonesia atau bahasa Pontianak.
Tak ada aibnya bagiku mempopulerkan bahasa Ibu-ku tersebut, karena budaya Sambas tetaplah budaya sambas meskipun dipakai dan digunakan oleh orang lain. Hanya saja orang sambas itu harus bangga dengan budayanya salah satunya adalah bahasa, jangan sampai orang sambas sendiri meluipakan budayanya, setelah dirampas atau diakuisisi oleh bangsa lain baru beramai-ramai membudayakannya. Mulailah dari sekrang, bagiku tiada aibnya mempopulerkan bahasa Sambas, malah membuat orang-orang Sambas itu selalu eksis dimanapun.

Keseimbangan itu penting, hidup ini harus seimbang. Sekrang lagi panas-panasnya tentang gizi seimbang, karena sangat penting. Seimbang bisa diartikan menempatkan sesuatu sesuai dengan kadar yang diperlukan dan sesuai kondisi. Begitulah saat kita memakai budaya sendiri. Saat kita bangga dengan budaya kita, saat kita berada dalam forum resmi wajib hukumnya menggunakan bahasa resmi. Saat kita berada dilingkungan budaya lain, sudah semstinya kita menyesuaikan diri dengan budaya lingkungn kita berada. 

Entah mengapa aku sangat senang menggunakan bahasa sambas, sehingga diriku mencirikan sambas dan sambas mencirikan diriku. Saat ada orang lain berbicara tentang Sambas, kupingku seakan ada sensor khusus, sehingga langsung fokus kepada cerita sambas. Dimana-mana orang kenal dengan aku adalah orang Sambas, karena logat bahsaku yang sangat khas ke-Sambas-an. Tidak ada salahnya bagiku, malah membuat aku senang.



Ada sedikit cerita tentang bahasa Sambas ini yang mengenai diriku secara pribadi.
Saat pertama kali memasuki jenjang pendidikan tinggi saat itu juga merupakan saat pertama-tama aku berada di ibu kota, sudah tentunya gaya kampungan sangat tampak dariku, karena memang aku ini berasal dari daerah. Dengan gaya dan bahasa yang sangat khas orang sambas, itu membuat orang lain mudah mengenaliku, dan mudah mengetahui bahwa aku berasal dari sambas.

Setelah beberapa minggu memasuki masa pendidikan di perguruan tinggi, aku sadar bahwa dikelasku dominan orang daerah yang sama denganku, sehingga dapat kusimpulkan bahwa di pergurunan tinggi ini dominan orang Sambas. Sehingga dalam kelas jarang sekali aku menggunakan bahasa indonesia ataupun bahasa Pontianak. Itu berlangsung sampai beberapa bulan kuliah, bahkan sampai sekarang aku masih sering dan sangat sering menggunakan bahasa Sambas.

Hal itu membuatku tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Itu menjadi kerugian bagiku. Karena saat ada tugas prsentasi aku selalu kesulitan dalam meragkai kata yang tentunya harus dalam bahasa Indonesia minimal bahasa Pontianak yang relatif semua mahasiswa mengerti. Sehingga aku juga sadar saat kita berada dilingkungan akademis, kita harus menunjiukkan bahwa kita adalah insan cendekia, menggunakan bahasa yang umum dugunakan. Tetapi bagiku bahasa sambas merupakan bahasa yang umum
digunakan di kampusku, dan sudah terbiasa didengar. Tetpai bahasa Sambas tetaplah bahsa daerah. Bahsa resmi di lingkungan akademis adalah bahasa indonesia. Ini menjadi PR bagiku, agar dalam forum resmi seperti kuliah, rapat, dialog, training dan kajian harus menggunakan bahasa resmi. Karena selama ini meski aku sudah mulai berbahsa resmi, tetap saja bahasa daerahku yang sangat dominan.

Yah, aku tetap bangga dengan bahsa Sambas, karena kalau bukan orang Sambas yang bangga dengan budaya dan bahasanya, siapa lagi?....
Description: Serba-serbi sambas Rating: 4.5 Reviewer: Pak Sam ItemReviewed: Serba-serbi sambas
Posted by:Mbah Qopet
Admin Pembelajar Updated at: 08.50

1 comments:

Blogroll